One Earth School didirikan di tengah-tengah kesemrawutan kehidupan berbangsa kita. Radikalisme dimana-mana, semakin banyaknya anak muda terlibat narkoba, dunia pendidikan kita tak memiliki arah yang jelas, semakin lemahnya nasionalisme dan minimnya kenegarawanan para pemimpin serta semakin memudarnya apresiasi terhadap kebudayaan dan keadaban.
Hal-hal yang menggugah Bapak Anand Krishna-seorang humanis spiritual keturunan India yang lahir di Solo, mencoba memberikan kontribusinya sebagai seorang warga negara dengan mendirikan sebuah sekolah yang bertujuan menanamkan nilai-nilai universal kemanusiaan kepada anak didik dengan harapan mereka tumbuh dan membesar dengan dipandu oleh nilai nilai kebersamaan umat manusia, rasa tanggung jawab terhadap kemanusiaan dan hidup yang berbudaya, beradab.
Siswa diajarkan untuk saling menghormati atas dasar kemanusiaan bukan atas dasar status sosial, agama ataupun etnis/ras. Semua agama diapresiasi, semua suku dan bangsa dihormati. Dengan demikian agama maupun ras adalah pintu masuk untuk mendidik siswa bisa saling menghargai dan menghormati perbedaan. Di One Earth School perbedaan diajarkan sebagai rahmat bagi manusia dan dunia; Dalam perbedaan siswa justru merasakan persaudaraan yang hakiki.
Di One Earth School juga ditiadakan perangkingan. Hal ini mengingat bahwa setiap siswa memiliki keunggulan khas masing-masing yang tidak bisa diuukur dengan standar yang baku dan sama. Dengan demikian setiap siswa dapat dengan bebas dan tanpa tekanan karena dituntut harus dapat ranking bagus, dapat mengembangkan diri dengan maksimal
Siswa juga diajarkan sikap bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan orang lain serta lingkungan melalui praktek praktek terhadap hal yang sangat kecil, misalnya mencuci sendiri piring dan gelas selesai makan dan minum, merapihkan sepatu mereka pada rak yang telah ditentukan, dan lain-lain.
Siswa yang diterima di One Earth School berasal dari berbagai kalangan bangsa dan suku sehingga dengan demikian mereka telah terbiasa dengan kehidupan majemuk global yang menjadi trend masa kini dan masa depan. Para siswa juga diajarkan bahasa Inggris sebagai bahasa internasional untuk memudahkan akses ke dunia internasional.
Penataan ruang kelas dan cara mengajar juga dibuat sedemikian rupa sehingga siswa merasakan belajar dengan tanpa beban, dan tidak membosankan. Siswa menjadi sangat betah di sekolah dan merasakan suasana yang menyenangkan. Sekolah menjadi sesuatu yang dirindukan siswa bukanlah hal yang membebankan.
Helmi S.H
Komisi III Bidang Pendidikan, Kesehatan, Sosial dan Ekonomi
DPRD Kabupaten Bintan (2014 – 2019)